TUGAS SOSIOLOGI
Nama : VERY FIRDHAUS
Kelas : X.7
Nis :4131
Pengampu:
Rara Noer Sriwati, S.Pd.
SMAN 1
KARANGGEDE
Tahun
Ajaran 2012/2013
A.Pengantar
Sosiologi merupakan cabang ilmu filsafat yang di
kembangkan oleh Auguste Comte dari
Perancis di pertengahan abad ke-18. Untuk menumakan sesuatu sebelum sampai pada
taraf penggunaan metode penelitian ilmiah, manusia menggunakan berbagai cara
yang bersifat spektulatif, untung-untungan, secara kebetulan, mendasarkan
pengalaman, dan sebagaiannya. Contoh penemuan secara kebetulan adalah penemuan
penisilin oleh AlexanderFleming (Icons
of the Century Giorgio Taborelli, 1990).
Secara umum, di kenal adanya 4 kelompok ilmu
pengetahuan ditinjau dari objeknya, yaitu sebagai berikut:
1.
Ilmu
matematika, yang terdiri dari aljabar, aritmatika, stereometri, statistik,
geometri, dan kalkulus.
2.
Ilmu
pengetahuan alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala alam, baik yang hayati (seperti biologi) maupun yang tidak hayati
( seperti fisika dan kimia).
3.
Kelompok
ilmu sosial yang menyoroti perilaku manusia, seperti ilmu politik, ekonomi,
sejarah, tata negara, psikologi, komunikasi, hukum, antropologi, sosiologi, geografi,
dan arkeologi.
4.
Kelompok
ilmu budaya (humanioira) yang terdiri dari ilmu bahasa, filsafat, agama, dan
seni.
Menurut sifatnya, ilmu pengetahuan dapat dibagi
dua, yaitu sebagai berikut:
1.
Ilmu
eksakta atau bisa di sebut ilmu pasti. Misalnya, matematika dan IPA.
2.
Ilmu
non eksakta atau bisa di sebut ilmu sosial. Misalnya, IPS, ilmu budaya,serta
ilmu bahasa. Walaupun demikian kadang-kadang dalam ilmu noneksakta juga
digunakan rumus ilmu pasti, misalnya dalam ekonomi (akuntansi), psikologi, dan
sosiologi (sosiometri).
Dari sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dapat
dibedakan sebagai berikut:
1.
Ilmu
pengetahuan murni (pure science),
yaitu ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu secara abstrak
untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam masyarakat. Sumber ilmu
ini yaitu referensi buku.
2.
Ilmu
pengetahuan terapan (applied science), yaitu
ilmu pengetahuanyang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu
pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan
masyarakat.
Contoh Ilmu
Murni dan Ilmu terapan:
B.
Konsep Dasar Sosiologi
1.
Konsep dan Definisi Sosiologi
Secara etimologi,
sosiologi berasal dari kata socious
dan logos.Socious (bahasa latin)
artinya teman, dan logos (bahasa yunani) yang berarti kata, perkataan
atau pembicaraan. Secara harfiah, sosiologi berarti berbicara mengenai
masyarakat.
Beberapa definsi
mengenai sosiologi, di antaranya sebagai berikut:
a.
Sosiologi dapat di definisikan sebagai
studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang
diambil dari “kehidupan di dalam masyarakat” (Ensiklopedia Ilmu-Ilmu Sosial).
b.
Aguste Comte berpendapat
bahwa sosiologi adalah ilmu yang terutama mempelajari manusia sebagai makhluk
yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Artinya,
sosiologi mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam
asosiasi-asosiasi, lembaga-lembaga, dan peradaban.
c.
J.A.A van Doorn dan C.J. Lammars mengemukakan
bahwasosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan
proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
d.
William f. Ogburn
dan Meyer F. Nimkoff mengemukakan
bahwa sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial, dan
hasilnya yaitu organisasi sosial.
e.
Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi
adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
f.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengemukakan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan
perubahan sosial.
g.
Pitirim A.
Sorokin mengemukakan sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari:
1)
Hubungan maupun pengaruh timbal balik
antara gejala sosial dengan gejala
nonsosial,
2)
Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala
atau fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat,
3)
Hubungan maupun pengaruh timabal balik
antara berbagai gejala sosial.
2.
Sifat Hakikat Sosiologi
Sifat-sifat
hakikatnya sebagai berikut:
a.
Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial
b.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
yang kategoris
c.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
murni (pure science)
d.
Sosilogi merupakan ilmu pengetahuan
yang abstrak
e.
Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan
pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
f.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan
yang rasional
g.
Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan
umum
3.
Ciri-Ciri Utama Sosiologi
Sebagai mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Sosiologi bersifat empiris karena
didasarkan pada pengamatan (observasi).
b.
Sosiologi bersifat teoritis, artinya
sosiologi selalu berusaha untuk menyusun
kesimpulan dari hasil-hasil observasi.
c.
Sosiologi bersifat kumulatif, artinya
teori-teori sosiologi di bentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada
sebelumnya.
d.
Sosiologi bersifat nonetis, artinya
sosiologi tidak mempersoalkan baik-buruknya fakta.
4.
Objek Studi Sosiologi
Objek studi
sosiologi adalah, masyarakat dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses
sebab akibat yabg timbul dari hubungan tersebut.
5.
Kegunaan Sosiologi
a.
Perencanaan
sosial
Perencanaan
sosial adalah kegiatan untuk
mempersiapkan masa depan kehidupan masyarakat secara ilmiah bertujuan
untuk mengatasi berbagai hambatan.
Beberapa kegunaan
sosiologi dalam perencanaan sosial adalah sebagai berikut:
1.
Sosiologi memahami perkembangan
kebudayaan masyarakat.
2.
Sosiologi memahami hubungan manusia
dengan lingkungan alam.
3.
Sosiologi memiliki disiplin ilmiah
yang di dasarkan atas objektivitas.
4.
Dengan berpikir secara logis.
5.
Untuk mengetahui perkembangan
masyarakat yang fungsinya untuk menghimpun kegiatan sosial guna menciptakan
ketertiban masyarakat.
b.
Penelitian
Dalam bidang penelitian masyarakat, sosiologi
memiliki kelebihan di bandingkan ilmu-ilmu lain karena:
1.
Memahami simbol kata-kata,serta
berbagai istilah yang digunakan oleh masyarakat sebagai objek penelitian
empiris;
2.
Pemahaman terhadap pola-pola tingkah
laku manusia dalam masyarakat;
3.
Kemampuan untuk mempertimbangkan
berbagai fenomena sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat, terlepas dan
prasangka-prasangka subjektif;
4.
Kemampuan melihat
kecenderungan-kecenderungan arah perubahan pola tingkah laku anggota masyarakat
atas sebab-sebab tertentu;
5.
Kehati-hatian dalam menjaga pemikiran
yang rasional sehingga tidak terjebak dalam pola pikir yang tidak jelas.
c.
Pembangunan
Pembangunan merupakan prises perubahan di
segala bidang kehidupan yang dilakukan secara sengaja berdasarkan suatu rencana
tertentu. Peningkatan taraf hidup masyarakat mencakup suatu perangkat cita-cita
yang meliputi hal-hal:
1.
Pembangunan harus bersifat
rasionalistis;
2.
Adanya perencanaan dan proses
pembangunan;
3.
Peningkatan produktivitas;
4.
Peningkatan standar kehidupan;
5.
Kesempatan yang sama untuk
berpatrisipasi.
Kegunaan
sosiologi dalam usaha pembangunan sebagai berikut:
1.
Pada Tahap
Perencanaan
Sosiologi dapat berguna di dalam mengadakan
identifikasi-identifikasi terhadap berbagai kebutuhan masyarakat, pusat
perhatian sosial, startifikasi sosial (lapisan-lapisan sosial), pusat-pusat
kekuasaan, serta sistem dan saluran-saluran komunikasi sosial.
2.
Pada Tahap
Pelaksanaan
Sosiologi dapat berguna untuk mengadakan
identifikasi terhadap kekeuatan sosial dalam masyarakat serta mengamati proses
perubahan sosial yang terjadi.
3.
Pada Tahap
Evaluasi
Pada tahap evaluasi diadakan analisis terhadap
efek sosial dari pembangunan tersebut.
d.
Pemecahan Masalah
Sosial
Masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang membahayakan
masyarakat. Pada umumnya yang dianggap masalah sosial yaitu:
1.
Kemiskinan;
2.
Kejahatan;
3.
Disorganisasi keluarga;
4.
Masalah generasi muda;
5.
Peperangan;
6.
Pelanggaran terhadap norma masyarakat,
seperti prostitusi, perjudian, narkoba, dan perilaku seks menyimpang;
7.
Masalah kependudukan; dan
8.
Masalah lingkungan hidup.
C.
Metode-Metode Sosiologi
Metode merupakan
cara kerja yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Metode-metode yang
digunakan dalam penelitian sosiologi adalah sebagai berikut:
1.
Metode Statistik
Metode banyak dipakai untuk menunjukkan
hubungan. Penerapan metode ini adalah teknik enumerasi [penghitungan]. Jawaban
pertanyaan responden disusun dalam bentuk tabel sehingga diketahui hasilnya
secara kuantitatif.
2.
Metode Eksperimen (Percobaan)
Ada dua macam metode eksperimen, yaitu
eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan.
3.
Metode Induktif dan Deduktif
Metode induktif adalah metode yang digunakan
untuk memperoleh kaidah umum dengan mempelajari gejala-gejala yang khusus.
Metode deduktif adalah metode yang digunakan untuk memperoleh kaidah khusus
dengan mempelajari gejala yang umum.
4.
Metode Studi Kasus
Metode ini digunakan untuk meneliti kebenaran
peristiwa-peristiwa tertentu.
5.
Metode Survei Lapangan
Metode ini digunakan untuk memperoleh data
yang hanya ada pada kehidupan manusia secara langsung.
6.
Metode Partisipasi
Metode ini digunakan untuk mengadakan
penelitian mendalam tentang kehidupan kelompok.
7.
Metode Empiris dan Rasionalistis
Metode empiris menyadarkan diri pada fakta
yang ada dalam masyarakat melalui penelitian. Metode rasionalistis,
mengutamakan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang masalah
kemasyarakatan.
8.
Metode Fugsionalisme
Metode ini bertujuan untuk meneliti kegunaan
lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
9.
Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka merupakan metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan mengambil data atau keterangan dari
buku-buku literatur di perpustakaan.
D. Realitas Sosial
Budaya
1.
Konsep-Konsep Tentang Realitas Sosial
Budaya
Realitas sosial
budaya mengandung arti kenyataan-kenyataan sosial budaya di sekitar lingkungan
masyarakat-masyarakat tertentu. Kenyataan sosial budaya ini terjadi karena
adanya pola-pola hubungan yang terjadi dalam masyarakat.
Berikut ini
beberapa realitas sosial buydaya yang terdapat di masyarakat.
Ø Masyarakat
Masyarakat adalah
sekelompok manusia yang menempati wilayah tertentu. Masyarakat memeliki
unsur-unsur pokok sebagai berikut:
a.
Orang dalam jumlah relatif besar
saling berinteraksi.
b.
Adanya kerja sama yang secara otomatis
terjadi dalam setiap masyarakat.
c.
Berada dalam wilayang dengan
batas-batas tertentu.
d.
Berlangsung dalam waktu relatif lama,
serta meniliki norma sosial tertentu.
Ø Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan oengaruh
tibak balik antarindividu, antara individu dan kelompok, dan antar kelompok.
Ø Status dan Peran
Status adalah posisi seseorang dalam
masyarakat. Peran adalah pola tindakan atau perilaku dari orang yang memilki
status tertentu.
Ø Nilai
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik
dan benar oleh anggota masyarakat dan sesuatu yang diidam-idamkan. Pergeseran
nilai akan mempengaruhi kebiasaan (folkways) dan tata kelakuan (mores).
Ø Norma
Norma merupakan wujud konkret dari nilai
sosial. Agar norma dipatuhi oleh warga masyarakat, maka norma dilengkapi oleh
sanksi. Sanksi adalah alat untuk menekan atau memaksa masyarakat untuk mematuhi
nilai-nilai yang telah di sepakati.
Ada emapat macam norma yang ada dalam
masyarakat, antara lain:
1.
Norma agama
2.
Norma adat
3.
Norma kesusilaan
4.
Norma hukum
Ø Lembaga Sosial
atau Pranata Sosial
Menurut Paul
B. Horton dan Chester L. Hunt,
lembaga adalah sistem hubungan yang terorganisasi yang mewujudkan nilai-nilai
dan tata cara umum tertentu dan memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.
Ø Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses individu belajar
berinteraksi di tengah-tengah masyarakat.
Ø Perilaku
Menyimpang
Perilaku menyimpang merupakan bentuk perilaku
masyarakat yang tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku. Perilaku
menyimpang dapat bersumber dari beberapa hal di bawah ini, yaitu:
a.
Tidak berfungsinya aparat penegak
hukum;
b.
Memburuknya situasi sosial bdaya
masyarakat;
c.
Tidah berhasilnya proses pewarisan
budaya;
d.
Proses sosialisasi tidak sempurna
atautidak lengkap.
Ø Pengendalian
Sosial
Usaha yang dilakukan agar masyarakat
berperilaku sesuai norma dan nilai yang berlaku disebut pengendalian sosial.
Ø Proses Sosial
Proses sosial merupakan proses interaksi dan
komunikasi antar komponen masyarakat dari waktu ke waktu hingga mewujudkan
suatu perubahan. Komponen yang saling terkait satu sama lain, yaitu:
1.
Struktur sosial
2.
Interaksi sosial
3.
Struktur alam lingkungan
Ø Perubahan Sosial
Budaya
Perubahan sosial budaya adalah perubahan
struktur sosial dan budaya akibat adanya ketidaksesuaian diantara
unsur-unsurnya sehingga memunculkan suatu corak sosial. Faktor-faktor yang
menyebabkan perubahan sosial budaya dalam suatu masyarakat adalah:
1.
Perubahan lingkungan alam
2.
Perubahab situasi kependudukan
3.
Perubahan struktur sosial dan budaya
4.
Perubahan nilai dan sikap
Ø Kebudayaaan
Kebudayaan adalah senua hasil cipta, rasa, dan
karsa manusia dalam hidup bermasyarakat. Kebudayaan dapat berbentuk:
1.
Artifak
2.
Sistem aktivitas
3.
Sistem ide atau gagasan
Kebudayaan secara
universal terdiri atas:
1.
Sistem komunikasi (bahasa)
2.
Sistem kepercayaan (religi)
3.
Sistem orgsnisasi sosial ( sistem
kemasyarakatan)
4.
Sistem mata pencaharian (sistem
ekoonomi)
5.
Sistem ilmu pengetahuan
6.
Sistem peralatan dan perlengkapan
hidup (teknologi)
2.
Hubungan antara Berbagai Konsep
Realitas Sosial Budaya
1.
Masyarakat dan Kebudayaan
Berbicara tentang masyarakat tentu tak akan
lepas dari konsep budaya, karena kebudayaan adalah segala sesuatu yang di
pelajari dan di alami bersama secara sosial oleh masyarakat.
2.
Masyarakat dan Interaksi Sosial
Dalam kehidupannya, manusia senantiasa
mambutuhkan pertolongan manusia yang lain (zoon politicon). Oleh sebab
itu,masyarakat selalu melakukan interaksi sosial, baik antarindividu, antara
individu dan kelompok, maupun antarkelompok.
3.
Status dan Peranan
Status sosial merupakan posisi seseorang
ditengah-tengah masyarakat. Peranan merupakan perilaku yang diharapkan dari
orang yang memiliki status tertentu.
4.
Nilai, Norma, dan Lembagsosial
Untuk menciptakan ke teraturan dalam
masyarakat dibutuhkan suatu perangkat pengaturan tertib sosial yang dinamakan
pranata sosial.
5.
Perilaku Menyimpang dan Pengendalian
Sosial
Selanjutnya dangan menurunnya perilaku
menyimpang, maka pengendalian sosial menjadi berkurang intensitasnya.
E.
Data tentang Realitas Sosial dan
Permasalahan Sosial
Data merupakan
fakta atau keterangan mengenai fenomena yang terjadi di lapangan. Datasosiologi
dapat di peroleh melalui berbagai cara, seperti wawancara dengan responden, dan
melakukan pengamata langsung terhadap pola kehidupan responden.
Beberapa data tentang
realitas sosial dan masalah-masalah sosial di masyarakat:
1.
Penurunan Kualitas Moral
(Demoralisasi)
Brooksdan Goble mengtakan bahwa demoralisasi
berhubungan dengan rendahnya standar moral dan penetapan nilai dan norma dalam
masyarakat.
I.
Indikasi Adanya Demoralisasi
Beberapa indikasi yang menunjukaan suatu
bangsa mengalami gejala demoralisasi sebagai berikut ;
a)
Kuantitas dan kualitas kriminalitas
sosial semakin meningkat.
b)
Terjadinya kerusuhan yang bersifat
anarkis.
c)
Konflik sosial semakin marak.
d)
Tindakan korupsi merajalela.
e)
Meningkatnya jumlah pemakai dan
pengedar masyarakat di kalangan masyarakat.
f)
Pergaulan bebas merajalela.
II.
Penyebab Demoralisasi
Beberapa hal yang dapat menyebabkan
demoralisasi di kalangan masyarakat antara lain:
a)
Krisis ekonomi yang berkepanjangan;
b)
Pertumbuhan penduduk yang relatif
tinggi
c)
Menurunnya kewibawaan pemerintah;
d)
Meningkatnya angka kemiskinan;
e)
Menurunnya kualitas aparat penegak
hukum;
f)
Adanya sikap-sikap negatif;
g)
Keengganan memahami dan mendalami
ajaran-ajaran agama.
2.
Terorisme
Terorisme adalah tindakan-tindakan yang
membuat kerusakan-kerusakan di dalam masyarakat dengan tujuan menyebarkan rasa
takut serta mengancam keselamatan publik.
Beberapa akibat yang timbul:
1)
Jatuhnya korban jiwa dan materi
2)
Menurunnya pendapatan sektor pariwisata
3)
Adanya rasa takut akan keselamatan
jiwa (trauma)
3.
Merebaknya Kasus Perdagangan Anak
Aris Merdeka
Sirait, Sekertaris Jenderal Komnas Anak mengemukakan
bahwa Indonesia merupakan pemasok perdagangan anak dan wanita terbesar di Asia
Tenggara.
4.
Meningkatnya Angka Kemiskinan
Beberapa akibat yang timbul:
1.
Penurunan tingkat kesehatan masyarakat
akibat kekurangan gizi
2.
Munculnya demoralisasi
5.
Kenakalan Remaja (Delinkuensi)
Kenakalan remaja adalah semua perbuatan anak
remaja yang berlawanan dengan ketertiban umum.
BAB
II
NILAI DAN NORMA SOSIAL
1.
PENGERTIAN NILAI SOSIAL
Mrnurut c.kluckhon dalam
proses social suatu pengantar sosiologi
pembangunan ,soleman B.taneka ,1993.nilai kebudayaan alam pada dasarnya
mengenai lima masalah pokok :
1.nilai mengenai hakikat karya
manusia
2.nilai mengenai hakikat dari
kedudukan manusia dala ruang dan waktu
3.niali mengenai hakikat hidup
manusia
4.nilai mengenai hakikat dari
hubungan manusia dengan alam sekitar
5.nilai mengenai hakikat dari
hubungan manusia dengan sesamanya
Jadi nilai social adalah sikap
dan perasaan yang diterima oleh masyarakatsebagai dasar untuk merumuskan apa
yang benar dan penting dimasyarakat .
Dalam struktur dan proses
social suatu pengantar sosiologi pembangunan ,solean .B. taneka 1993:
a.KIMBALL YOUNG:asumsi abstrak
dan sering tidak disadari tentang apa yang benar dan apa yang penting .
b.A.W.GREEN:kesadaran yang
secara relatif berlangsung disertai emosi terhadap objek.
c.WOOD:nilai social merupakan
petujuk-petujuk umum yang telah berlangsung lama yang mengarahkan tingkah alaku
dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari.
2.
JENIS-JENIS NILAI SOSIAL
NOTENEGORO membedakan nilai
social menjadi tiga macam yaitu :
a.NILAI MATERIAL
NILAI MATERIAL adalah segala
sesuatu yang berguna bagi manusia dan berniali karena material tersebut .contoh
emas.
b.NIALI VITAL
NIALI VITAL adalah segala
sesuatu yang berguana bagi manusia dalam melaksanakan berbagai aktivitas dan
bernialai karena kegunaannya.contoh kompor.
c.NILAI KEROHANIAN
NILAI KEROHANIAN adalah segala
sesuatu yang berguana bagi kebutuhan rohani manusia .contoh pergi kepengajian
atau mendengarkan ceramah di masjid.
Nilai kerohaniaan dibagi
menjadi 4 nilai ;
1.NILAI KEBENARAN
2.NILAI KEINDAHAN
3.NILAI MORAL
4.NILAI KEAGAMAAN
3.
CIRI-CIRI NILAI SOSIAL
a.nilai social merupakan
kontruksi masyarakat yang tercipta melalui iteraksi melalui diantara para
anggota masyarakat.
b.nilai dapat diteruskan dan
tularkan dari sutu orang atau kelompok keorang
atau kelompok lain melalui berbagai macam proses social.
c.nilai social di peroleh
,dicapi ,dan dijadiakan milik sendri melalui proses belajar .
d.nilai social memuaskan
manusia dan memiliki peran dalam usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan social .
e.nilai social merupkan
asumsi-asumsi abstrak di mana terdapat konsesus social tangtang harga relatif
dari objek dalam masyrakat .
f.nilai social cenderung
berkaitan satu dengan yang lain ,dan membentuk pola-pola dan sisitem nilai
dalam masyarakat.
g.sistem nilai social beragam
bentuknya antara budanya yang satu dengan yang lain .
h.niali social selalu
memberikan pilihan dari sistem –sistem nilai yang ada .
i.masing-masing nilai social
dapat melibatkan emosi dan perasaan.
k.nilai social dapat
memengaruhi perkembangan pribadi dalam masyarakat ,baik secara positif maupun
negative
4.
FUNGSI NIALI SOSIAL
FUNGSI NIALAI SOSIAL YAITU:
1.Sebagi factor pendorong
2.sebagai petujuk arah
3.sebagai alat pengawas
4.sebagai alat solidaritas
kelompok atau masyrakat
5.sebagai benteng perlindungan
atau penjaga stabilitas budanya kelompok atau masyarakat
NORMA SOSIAL
1)
PENGERTIAN NORMA SOSIAL
NORMA
merupakan ukuran yang digunakan mengukur apakah tindakan yang dilakukan
merupakan tindakan yang wajar dan dapat diterima ataukah merupakan tindakan
yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagai besar warga
masyarakat.
2)
JENIS-JENIS NORMA SOSIAL
a.
NORMA SOSIAL DILIHAT DARI
SANKSINYA
i.
TATA CARA (USAGE )
TATA
CARA merupakan norma yang menujukan kepada satu bentuk perbuatan dengan sanksi
yang ringan terhadap pelanggarannya .
ii.
KEBIASAAN (FOLKWAYS)
KEBIASAAN
merupakan cara bertindak yang digemari oleh masnyarakat sehingga dilakukan
berulang-ulang.
iii.
TATA KELAKUAN(MORES)
TATA
KELAKUAN merupakan norma yang bersumber kepada filsafat ,ajaran agama ,atau
ideologi yang dianut masyarakat .menurut mac
iver dan page apa bila kebiasaan
tidak hanya diagap sebagai cara berperilaku ,tetapi juga diterima sebagai norma
pengatur ,maka kebiasaan tadi pun manjad I mores.
FUNSI
TATA KELAKUAN :
·
Memberikan batas-batas pada
tingkah laku individu.
·
Mengidenfikasikan individu
dengan kelompoknya .
·
Menjaga solidaritas antara
anggota-anggotamasyarakat sehingga mengukuhkan ikatan dan mendorong tercapainya
integrasi social yang kuat .
iv.
ADAT(CUSTOM)
ADAT
merupakan norma yang tidak tertulis ,namun sangat kuat mengikat sehingga
anggota masyarakat yang melanggar adat-istiadat akan menderita karena sanksi
yang keras yang kadang-kadang secara tidak langsung dikenakan . sanksi atas
pelanggaran terhadap adat istiadat dapat berupa pengcilan ,dikeluarkan dari
masyarakat ,ata memenuhi persyaratan tertentu .
v.
HUKUM (LAWS)
HUKUM
merupakan norma yang bersiafat formal dan berupa aturan tertulis .HUKUM adalah
suatu rangkaian aturan yang ditunjukan kepada anggota masyarakat yang berisi
kententuan-kententuan ,perintah,kewajiban,ataupun larangan,agar dalam
masyarakat tercipta suatu ketertiban dan keadilan .
b.
NORMA DILIHAT DARI SUMBERNYA
NORMA
SOSAL TERDIRI 4 MACAM :
Ø Norma
agama ,yakni ketentuan – ketentuan hidup masyarakat yang bersumber pada ajaran
agama .
Ø Norma
kesopanan yakni ketentuan – ketentuan hidup yang berlaku dalm hubungan atau
interaksi social masyarakat.
Ø Norma
kesusilaan yakni ketentuan – ketentuan yang bersumber pada hati
nurani,moral,atau filsfat hidup.
Ø Norma
hukum yakni ketentuan – ketentuan
tertulis yang berlaku dan bersumber pada kitab undang-undang suatu ngara.
3)
FUNGSI NORMA SOSIAL
v Sebagai
pedoman atau patokan perilaku dalam bermasyarakat .
v Merupakan
wujud konret dari nilai-nilai yang ada di masyarakat .
v Suatu
standar atau skala dari berbagai kategori tingkah laku suatu masyarakat.
Menurut hanneman Samuel (dalam nilai norma
,2004)fungsi norma social merupakan kelengkapan kehidupan bersama dalam
masyarakat.
BAB
III
INTERAKSI DALAM
MASYARAKAT
A. Pengantar
Interaksi sosial
yang menjadi syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial ini merupakan
hubungan sosial yang dinamis.
B. Definisi
Interaksi Sosial
Interaksi sosial
adalah hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau
kelompok dengan kelompok antar masyarakat. Terdapat tiga macam cakupan dalam
definisi interaksi sosial, yaitu sebagai berikut:
1)
Interaksi antara Individu dengan
Individu
Individu yang satu memberikan
pengaruh, rangsangan, atau stimulus kepada individu lainnya. Sebaliknya,
individu yang terkena pengaruh akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon.
2)
Interaksi antara Individu dengan
Kelompok
Contoh: seorang guru sedang
mengajarinya siswa-siswanya didalam kelas. Bentuk interaksi semacam ini juga
menunjukkan bahwa kepentingan seoramh individu berhadapan dengan kepentingan
kelompok.
3)
Interaksi antara Kelompok dengan
Kelompok
Kepentingan individu dalam kelimpok
merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kepentongan individu dalam kelompok
lain.
C. Ciri-Ciri
Interaksi Sosial
Beberapa ciri-ciri interaksi sosial:
Ø Jumlah pelakunya
lebih dari satu orang;
Ø Terjadinya
komunikasi di antara prlaku melalui kontak sosial;
Ø Mempunyai maksud
atau tujuan yang jelas;
Ø Dilaksanakan
melalui suatu pola sistem tertentu.
Pola sistem kelak
akan menciptakan suatu pola hubungan sosial yang relatif baku atau tetap
apabila interaksi sosial itu terjadi berulang-ulang dalam kurun waktu yang
relatif lama dan di antara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini
dapat di jumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma.
Secara ideal pola
yang melandasi interaksi sosial memiliki beberapa syarat antara lain:
·
Tujuan yang jelas;
·
Kebutuhan yang jelas dan bermanfaat;
·
Adanya kesesuaian dan berhasil guna;
·
Adanya kesesuaian denagan
kaidah-kaidah sosial yang berlaku.
D.
Faktor-Faktor Pendorong Interaksi
Sosial
Secara psikologis, seseorang melakukan
interaksi sosial dengan orang lain didasari oleh adanya dorongan-dorongan yang
bersifat psikoligis-sosiologis antara lain:
1.
Imitasi
Imitasi adalah
suatu tindakan seseorang untuk meniru segala sesuatu yang ada pada orang lain.
Contoh yang paling jelas antara lain gaya dan mode berpakaian di kalangan
remaja di kota-kota besar.
2.
Identifikasi
Identifikasi
merupakan upaya yang dilakukan seseorang untuk menjadi sama (identik) dengan
orang yang ditirunya, baik dari segi gaya hidup maupun perilakunya.
3.
Sugesti
Sugesti adalah
rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang di berikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang
diberi sugesti tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang disugestikannya itu
tanpa berpikir lagi secara kritis dan rasional.
4.
Motivasi
Motivasi adalah
dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan seorang kepada
orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau
melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh ras
tanggung jawab.
5.
Simpati
Simpati merupakan
sikap ketertarikan seseorang terhadap orang lain.
6.
Empati
Empati lebih
menjiwai atau terlihat secara emsional.
E. Syarat Terjadinya
Interaksi sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial antara
lain sebagai berikut:
1.
Adanya Kontak Sosial
Kontak sosial
adalah hubungan antara satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal
terjadinya interaksi sosial, dan masing-masing pihak saling bereaksi meski
tidak harus bersentuhan secara fisik.
Kontak sosial
dapat di bedakan sebagai berikut:
Ø Kontak sosial
menurut cara-cara yang dilakukan terdiri dari:
v Kontak langsung,
yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya secara langsung kepada pihak
komunikan melalui tatap muka maupun melalui alat bantu media komunikasi;
v Kontak tidak
langsung, yaitu pihak komunikator menyampaikan pesannya langsung kepada pihak
komunikan melalui perantara pihak ketiga.
2.
Adanya komunikasi sosial
Komunikasi
berasal dai bahas Latin communicare yang berarti berhubungan. Jadi, secara harfiah
komunikasi berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Pada kontak sosial
pengertiannya lebih ditekankan kepada orang atau kelompok yang berinteraksi,
sedangkan komunikasi lebih ditekankan pada bagaimana pesan itu di proses.
Orang yang
menyampaikan komunikasi disebut komunikator, sedangkan orang yang menerima
komunikasi disebut komunikan. Komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan
melalui dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung (menggunakan media).
Setelah komunikan menerima pesan tersebut, akan terjadi respon yang berupa
umpan balik kepada komunikator.
Proses interaksi
baru bisa terjadi apabila:
v Terdapat pelaku
interaksi sosial lebih dari satu orang;
v Terdapat
komunikasi sosial yang jelas diantara para pelaku dengan mempergunakan simbol-simbol
yang jelas, seperti isyarat, roman muka, tindakan, dan percakapan.
v Terdapat dimensi
waktu yang meliputi masa lampau, masa kini, maupun masa yang akan datang, yang
memperlihatkan corak dari poses interaksi sosial yang sedang berlangsung;
v Terdapat tujuan-tujuan
yang hendak dicapai oleh orang-orang yang sedang berinteraksi sosial.
F.
Bentuk Interaksi Sosial
Setiap interaksi (proses sosial) akan
selalu menghasilkan dua bentuk interaksi sosial, yaitu interaksi sosial
asosiatif dan interaksi sosial disosiatif.
1.
Interaksi Sosial Asosiatif
Interaksi sosial
asosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan kerja sama. Ada
beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif antara lain sebagai berikut:
a.
Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama dapat dibedakan lagi menjadi 4 macam,
yaitu:
Ø Kerja sama spontan (spontaneus cooperation),
yaitu kerja sama yang timbul secara spontan;
Ø Kerja sama langsung (directed cooperation),
yaitu kerja sama yang terjadi karena adanya perintah atasan atau penguasa;
Ø Kerja sama kontrak ( contractual cooperation),
yaitu kerja sama yang berlangsung atas dasar ketentuan tertentu yang disetujui
bersama untuk jangka waktu tertentu;
Ø Kerja sama tradisional (traditional
cooperation), yaitu kerja sama yang terbentuk karena adanya sistem tradisi yang
kondusif. Kerja sama ini merupakan unsur-unsur kerukunan dari sistem sosial.
Pada masyarakat pedesaan, pola kerja sama
didorong oleh motivasi:
v Menghadapi tantangan alam yang masih “keras”;
v Melakukan pekerjaaan yang membutuhkan tenaga
massal;
v Melaksanakan upacara yang sifatnya sakral
(suci);
v Mengahadapi serangan musuh dari luar.
Pada masyarakat kota, motivasi kerja samanya
adalah:
·
Memperoleh keuntungan ekonomis secara efektif dan efisien;
·
Menghidarkan persaingan bebas di bentuklah semacam asosiasi atau perserikatan,
baik di bidang ekonomi, politik, kesenian, keolahragaan, dan lain-lain;
·
Menggalang kesatuan dan persatuan bangsa di bidang bela negara, cinta
tanah air.
b.
Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi
merupakan suatu proses penyesuaian sosial dalam interaksi antarindividu dan
antarkelompok untuk meredakan pertentangan.
Akomodasi
mempunyai dua aspek pengertian berikut ini:
§ Upaya umtuk
mencapai penyelesaian suatu konflik atau pertikaian. Jadi, pengertian ini
mengarah kepada prosesnya.
§ Keadaan atau
kondisi selesaiannya suatu konflik atau pertikaian tersebut. Jadi, mengarah
kepada suatu kondisi berakhirnya pertikian.
Akomodasi
didahalui oleh adanya dua kelompok atau lebih yang saling bertikai.
Masing-masing kelompok dengan kemaunnya sendiri berusaha untuk berakomodasi
menghilangkan gap atau barier yang menjadi pangkal pertentangan
sehingga konfliknya mereda. Sebagai hasil akhir akomodasi ini, idealnya akan
terjadi asimilasi di antara kelompok-kelompok yang bertikai tadi.
Akomodasi
bertujuan untuk:
Ø Mengurangi
perbedaan pandangan, pertentangan politik, atau permusuhan antarsuku atau
antarnegara;
Ø Mencegah
terjadinya ledakan konflik yang mengarah pada bemturan fisik;
Ø Mengupayakan
terjadinya akomodasi di antara masyarakat yang dipisahkan oleh sistem kelas
atau kasta; dan
Ø Mengupayakan
terjadinya proses pembauran atau asmilasi di antara kelompok kesukuan atau ras.
c.
Asmilasi (assimilation)
Asmilasi
merupakan pises ke arah peleburan kebudayaan sehingga masing-masing adanya
kebudayaan tunggal sebagai milik bersama. Asmilasi akan terjadi apabila:
v Ada perbedaan
kebudayaan antar kedua belah pihak;
v Ada interaksi
intensif antara kedua belah pihak;
v Ada proses saling
menyesuaikan.
Beberapa faktor
yang dapat mempermudah terjadinya asmilasi adalah:
·
Sikap dan kesediaan saling
bertoleransi;
·
Sikap menghargai orang asing dan
kebudayaaanya;
·
Adanya kesempatan di bidang ekonomi
yang seimbang;
·
Keterbukaan golongan penguasa;
·
Adanya kesamaan dalam berbagai unsur
budaya;
·
Perkawinan campuran;
·
Adanya musuh bersama dari luar.
Faktor-faktor
yang menghambat asmilasi:
§ Adanya isolasi
kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok;
§ Minimnya
pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas kebudayaan kelompok lain;
§ Ketakutan atas
kekuatan kebudayaan kelompok lain;
§ Perasaan
superioritas;
§ Adanya perbedaan ciri-ciri
badaniah;
§ Adabya perasaan in-group yang kuat;
§ Adanya
diskriminasi; dan
§ Adabya perbedaan
kepentingan antarkelompok.
d.
Alkuturasi (acculturation)
Alkuturasi atau culture contact (kontak kebudayaan)
merupakan prises sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan menerima
unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan sendiri.
Bangsa Indonesia
paling tidak telah mengalami tiga kontak kebudayaan asing yang besar, yaitu
sebagai berikut:
Ø Kontak dengan
kebudayaan Hindu-Buddha pada zaman kuno (abad ke-1 -15 ).
Ø Kontak dengan
kebudayaan islam pada zaman madya (abad ke-15 – 17).
Ø Komtak dengan
kebudayaan Barat pada zaman baru (abad ke-17 – 20).
Masing-masing
kontak budaya tersebut telah menghasilkan proses alkuturasi berikut;
v Alkuturasi
Indonesia-Hindu/Buddha
v Alkuturasi
Indonesia-Islam
v Alkuturasi
Indonesia-Barat
2.
Interaksi Sosial Disosiatif
Interaksi sosial
disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan sebuah
perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antaa lain sebagai
berikut:
a.
Persaingan (Competition)
Persaingan
adalah suatu pejuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu
agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menilmbulkan
ancaman atau benturan fisik.
Persaingan
memiliki fungsi yang dinamis, yaitu:
v Menyalurkan
daya kreativitas yang dinamis;
v Menyalurkan
daya juang yang sifatnya kompetitif;
v Memberikan
sttimulus atau rangsangan dinamis untuk berprestasi secara optimal;
v Menyeleksi
penempatan atau kedudukan seseorang dalam hierarki organisasi secara tepat
sesuai dengan kemampuannya (the right man
in the right place);
v Menghasilkan
spesialis keahlian yang menghasilkan sistem pembagian kerja secara efektif.
Ruang
lingkup meliputi berbagai bidang berikut ini:
Ø Sosial
ekonomi, seperti bidang perdagangan;
Ø Sosial
budaya, seperti bidang keseniaan dan olahraga;
Ø Sosial
politik, seperti bidang pemerintahan dan organisasi politik;
Ø Keagamaan,
misalnya di antara kelompok-kelompok atau sekte yang berlainan paham keagamaanya;
Suatu
persaingan di harapkan dapat menghasilkan:
§ Perubahan
sikap dan kepribadian yang makin mantap;
§ Daya
juang yang dinamis dan progresif;
§ Timbulnya
pecaya diri;
§ Makin
kokohnya solidaritas dan kebanggan kelompok.
b.
Kontravensi
Kontravensi
adalah bentuk proses sosial yang berada diantara persaingan dan pertentangan
atau konflik.
Kontravensi
memiliki 5 bentuk, yaitu sebagai berikut.
v Kontravensi yang
bersifat umum.
v Kontravensi yang
bersifat sederhana.
v Kontravensi yang
bersifat intensif.
v Kontravensi yang bersifat
rahasia.
v Kontravensi yang
bersifat taktis.
Tipe-tipe
umum kontravensi sebagai berikut.
Ø Kontravensi yang
menyangkut generasi.
Ø Kontravensi yang
menyangkut jenis kelamin.
Ø Kontravensi
parlementer.
c. Pertentangan
atau Konflik Sosial
Pertentangan
atau konflik sosial adalah proses sosial antarperorangan atau kelompok
masyarakat tertentu akibat adanya perbedaan pahamdan kepentingan yang sangat
mendasar sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang pemisah diantara mereka.
Sebab-sebab
munculnya konflik berikut.
·
Perbedaan
pendapat.
·
Perselisihan paham
yang berkepanjangan yang mengusik harga diri serta kebanggan masing-masing
pihak.
·
Benturan
kepentingan yang sama.
·
Perbedaan sistem
nilai dan norma dari kelompok masyarakat yang berlainan kebudayaan.
·
Perbedaan
kepentingan politik, baik dalam satu negara ataupun antarnegara.
Bentuk-bentuk
konflik sebagai berikut.
§ Konflik
pribadi.
§ Konflik
rasial.
§ Konflik
antarkelas sosial.
§ Konflik
politik.
§ Konflik
internasional.
Akibat
dari suatu pertentangan (konflik) sebagai berikut.
v Bertambahnya
solidaritas kelompok.
v Berubahnya
sikap atau kepribadian.
v Terjadinya
perubahan sosial yang mengancam keutuhan kelompok.
v Jatuhnya
korban manusia, rusak dan hilangnya harta benda jika terjadi benturan fisik.
v Terjadinya
negoisasi di antara pihak-pihak yang bertikai.
v Timbulnya
dominasi oleh salah satu pihak terhadap pihak lain.
Upaya
yang dilakukan untuk memperbaiki situasi:
Ø Kompromi,
yaitu kedua belah pihak yang bertikai saling mengalah.
Ø Toleransi,
yaitu sikap saling menghargai dan menghormati pendirian masing-masing pihak.
Ø Konversi,
yaitu salah satu pihak saling mengalah dan mau menerima pendirian pihak lain.
Ø Coersion,
yaitu penyelesaian konflik melalui suatu proses yang dipaksakan.
Ø Mediasi,
yaitu penyelesaian suatu konflik dengan mengundang pihak ketiga yang netral dan
berfungsi sebagai nasihat.
Ø Arbitase,
yaitu penyelesaian konflik melalui pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah
pihak yang bertikai.
Ø Konsiliasi,
yaitu usaha untuk mempertemukan pihak-pihak yang bertikai dalam suatu
perundingan agar diperoleh persetujuan bersama.
Ø Ajudikasi,
yaitu penyelesaian konflik di pengadilan.
Ø Segregrasi,
yaitu upaya untuk saling memisahkan diri dan saling menghindar di antara
pihak-pihak yang bertikai dalam rangka mengurangi ketegangan dan menghilangkan
konflik.
Ø Gencatan senjata, yaitu penangguhan konflik
untuk jangka waktu tertentu sambil mengupayakan terselenggaranya upaya-upaya
penyelesaian konflik.
G. Lembaga
dan Kelompok Sosial sebagai Hasil Interaksi Sosial
1. Lembaga
Sosial
a. Pengertian Lembaga Sosial
Pengertian
lembaga sosial dikemukakan oleh John
Lewis Gillin dan John Philip Gillin adalah
sebagai berikut.
1)
Lembaga sosial
merupakan suatu organisasi pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud
melalui aktivitas kemasyaakatan.
2)
Suatu sistem
kepercayaan dan aneka macam tindakan baru akan menjadi bagian lembaga sosial
setelah melewati waktu yang sangat lama.
3)
Suatu lembaga
sosial mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu.
4)
Lembaga sosial
mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
5)
Suatu lembaga
sosial biasanya juga memiliki lambang tertentu yang sevara simbolis
menggambarkan tujuan dan fungsinya.
6)
Lembaga sosial
memiliki suatu tradisi, baik tetulis maupun tidak tertulis merupakan dasa bagi
pranata yang bersangkutan dalam menjalankan fungsinya.
Berdasakan
penjelasan diatas, kita dapat menarik kesimpulan, yaitu sebagai berikut.
1)
Lembaga sosial
adalah seperangkat ketentuan, aturan, atau, norma sosial yang sudah sedemikian
mendalam (melembaga, inernalisasi), sehingga keberadaannya disepakati dengan
rasa tanggung jawab oleh seluruh anggota masyarakatnya (memasyaakat,
institusionalisasi).
2)
Lembaga sosial
mengatur berbagai pola kehidupan tertentu dalam masyarakat.
b. Proses Pembentukan Lembaga Sosial
Proses yang
dilalui dalam proses pembentukan lembaga sosial adalah sebagai berikut.
1)
Manusia mencari cara praktis untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia menemukan beberapa kebiasaan yang baku
yang berlaku secara terus-menerus dan diulang-ulang.
2)
Kebiasaan yang telah diilegalkan
kemudian menjadi semacam norma. Kemudian dilembagakan oleh masyarakat (institutionalization).
3)
Suatu norma masyarakat tidak hanya
menjadi institutionalization dalam
masyarakat, tetapi menjadi internalized.
c. Tipe-Tipe Lembaga Sosial
Tipe-tipe lembaga
sosial atau lembaga kemasyarakatan dapat diklafikasikan dari berbagai sudut.
Menurut Gilin dan Gillin, lembga-lembaga sosial tadi dapat diklafikasikan
sebagai berikut.
1)
Dari sudut perkembangannya, dibedakan
menjadi crescive institutions dan enacted institutions.
2)
Dari sudut pandang nilai-nilai yang
diterima masyarakat, timbul klafikasi atas basic
institutions dan subsidiary
institutions.
3)
Dari sudut pandang penerimaan
masyarakat, dapat dibedakan approved atau
social sanctioned institutions dengan
unsanctioned institutions.
4)
Perbedaan antara general institutions dan restricted
institutions timbul apabila klasifikasi tersebut berdasarkan pada faktor
penyebarannya.
5)
Dari sudut fungsinya, terdapat
perbedaan operative dan regulative institution.
d. Fungsi Lembaga Sosial
Paul B Horton dan
Chester L. Hunt menyebutkan bahwa lembaga sosial memiliki dua fungsi, yaitu
sebagai berikut.
1)
Fungsi manifes, yaitu fungsi yang
diharapkan oleh banyak orang akan dipenuhi oleh lembaga itu sendiri. Fungsi
manifes ini bersifat jelas dan diakui.
2)
Fungsi laten, merupakan dampak atau
akibat dari adanya fungsi manifes, sepeti efek samping dari suatu kebijakan,
program, lembaga-lembaga atau asosiasi yang tidak dikehendaki.
2. Kelompok Sosial
Kelompok sosial
merupakan sekumpulan manusia yang memiliki pola interaksi yang terorganisasi,
serta terjadi secara berulang-ulang dan memiliki kesadaran bersama akan
keanggotaannya.
Berikut ini
merupakan klasifikasi kelompok sosial yang ada di masyarakat.
a.
Klasifikasi
Kelompok Sosial Menurut Besar atau Banyaknya Anggota Kelompok
1)
Kelompok primer merupakan suatu kelompok yang para anggotanya
saling mengenal secara akrab, hubungan sosialnya bersifat informal, personal,
dan total, kelompok ini relatif kecil sehingga memungkinkan setiap anggotanya
berhubungan secara akrab.
2)
Kelompok sekunder merupakan suatu kelompok di mana hubungan
sosialnya bersifat formal, impersonal, dan segmental (berpisah-pisah) serta
didasarkan pada asas kepentingan bersama. Jumlah anggota kelompok ini elatif
besar seperti seikat kerja, mitra dagang, negara.
b.
Klasifikasi
Kelompok Sosial Menurut Proses Tebentuknya
1)
Kelompok semu, biasa juga disebut
khalayak ramai, yaitu kelompok yang proses terbentuknya bersifat sementara
karena terkait oleh kepentingan sesaat dan tidak terorganisir.
2)
Kelompok nyata yang biasa juga disebut
organisasi sosial. Organisasi sosial dibentuk secara teroganisasiuntuk
kepentingan tertentu.
c.
Klasifikasi
Kelompok Sosial Menurut Erat-Tidaknya Ikatan Kelompok
Bahasan berikut
ini disesuaikan dengan kategori yang diberikan oleh Ferdinand Tonnies, seorang
sosiolog Jerman. Tonnies melihat adanya dua kelompok sosial yang bersifat gemeinschaft
dan gesellschaft. Bentuk
kelompok sosial semacam ini oleh Prof.
Djojodigoeno, seorang sosiolog dari Universitas Gajah Mada diterjemahkan
sebagai kelompok paguyuban dan patembayan.
1)
Kelompok
Paguyubun (Gemeinschaft)
Guyub artinya
ukur atau bersama. Kelompok paguyuban sering dikaitkan dengan masyarakat desa
atau masyarakat komunal dengan ciri-ciri adanya ikatan kebersamaan (kolektif)
yang sangat kuat. Kelompok paguyuban terbentuk secara spontan dalam jangka
waktu yang lama kaena adanya ikatan emosional dan kekeluargaan/hubungan darah
dan kedaerahan yang sama.
2)
Kelompok
Patembayan (Gesellschaft)
Kelompok
patembayan sering dikaitkan dengan masyarakat kota. Kelompok patembayan sengaja
dibentuk dan dioganisasikan oleh sejumlah orang untuk memenuhi kepentingan
tertentu. Keanggotaan kelompok patembayan didasari oleh perhitungan-perhitungan
yang bersifat rasional. Ikatan dalam kelompok relatif longgar, tapi serba
kompetitif, saling bersaing, dan sewaktu-waktu bisa keluar atau berhenti
sebagai anggota kelompok.
Keterkaitan antara lembaga dan
kelompok sosial dan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.